Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jenis Bisnis Indonesia yang Terancam Gulung Tikar


WiraBisnis.Com - Mungkin anda sudah mendengar tentang berita sepinya pembeli di pasar Glodok. Memang, rasanya miris sekali karena dulu untuk orang-orang yang tinggal di Jabodetabek, kalau mereka ingin membeli elektronik, pasti mereka datang ke Glodok. 
Sayangnya sepinya pasar Glodok ini sudah dialami beberapa tahun yang lalu. Sebabnnya apa? 
Tidak lain tidak bukan karena menjamurnya toko online. Di sisi lainnya, penyewa dibebani dengan uang sewa. Memang bisnis Indonesia sudah berubah dengan adanya pasar global dan juga dengan adanya teknologi informasi yang makin berkembang.

Jenis Bisnis Indonesia yang Terancam Gulung Tikar

Trend di mana pembeli di toko offline ini terjadi dan diramalkan akan terus menerus berlanjut. Proses penjualan modern yakni pembelian dari proses tradisional (offline) di mana pembeli bisa bertemu dengan penjual di suatu tempat (toko), lalu pindah ke pembelian online. 
Pembeli tak harus datang atau bahkan berinteraksi dengan penjual. Seperti yang saat ini marak di Indonesia, yaitu penjualan di FB, Instagram atau di WhatsApp.
Perubahan tren bisnis Indonesia ini sehingga membuat perubahan, dan salah satu perubahan itu adalah membuat jenis bisnis raksasa di Indonesia terancam gulung tikar.
1. Supermarket

Bisnis di Indonesia yang terancam gulung tikar adalah Supermarket. Belum lama ini kita dikejutkan dengan bangkrutnya salah satu pioneer supermarket yang mengusung konsep coffee shop, Seven Eleven. 

Hal ini jadi salah satu bukti kalau persaingan bisnis di area itu sangat ketat. Belum lagi dengan adanya gebrakan yang dilakukan oleh Amazon lewat AmazonGo (supermarket yang terintegrasi dengan aplikasi smartphone) yang bisa jadi akan masuk ke pasar Indonesia juga.

Dengan mengusung konsep bertajuk “No lines, No checkouts” atau “Tanpa antri, tanpa bayar di kasir”, AmazonGo bisa jadi saingan berat untuk bisnis Indonesia supermarket ternama di Indonesia misalnya Hypermart, Carrefour, dan yang lainnya.

2. Tekstil

Setelah pasar Glodok jadi sepi, Pasar Tanah Abang juga menyusul dengan penurunan penjualannya yang mencapai 50%. Sekarang pembeli sudah beralih ke e-commerce dan toko online untuk berbelanja baju, sepatu, tas, dan fashion lainnya. Untungnya, penjual-penjual masih terbantu dengan adanya pembeli reseller yang menjual lagi barang dagangannya lewat online.

3. Koran

Bisnis Indonesia yang terancam gulung tikar lainnya adalah bisnis koran. Harian Bola, Sinar Harapan, Jakarta Globe dan Koran Tempo Minggu adalah sebagian kecil dari banyaknya media cetak yang terpaksa mesti menutup bisnisnya karena biaya cetak koran yang tinggi dan tak bisa bersaing dengan media online seperti misalnya detik.com, okezone, tirto.id, dan yang lainnya.

4. Hotel

Bisnis hotel nampaknya juga terancam karena sudah mulai muncul online marketplace yang bisa memesan penginapan dengan harga yang jauh lebih terjangkau misalnya AirBnB, Airy Room, RedDoorz, dan yang paling baru, OYO. 

Platform-platform ini memungkinkan mereka para pemilik rumah, apartemen, kamar kos, bahkan villa untuk menyewakan propertinya pada orang lain. Bahkan tangkat hunian (occupancy) di beberapa hotel dan juga villa di Bali berkurang sampai 50% selama berhari-hari.

5. Transportasi

Transportasi offline juga jadi bisnis Indonesia yang terancam gulung tikar karena digantikan dengan transportasi online seperti Uber, Grab dan Gojek. Meskipun perusahaan-perusahaan ini tak mempunyai asset transportasi sebagaimana layaknya usaha transportasi sebelumnya, mereka mendapatkan penghasilan bahkan ratusan juta per harinya.

Demikian lah lima bisnis Indonesia yang terancam gulung tikar karena adanya perkembangan teknologi dan pasar global. Tapi tidak bisa dikatakan gulung tikar seutuhnya..

Posting Komentar untuk "Jenis Bisnis Indonesia yang Terancam Gulung Tikar"